Kali ini bukan
penantian ujian dilorong kelas. Tapi penantian untuk sang guru. Guru sang
pencerah masa depan. Guru yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Pahlawan dengan
segenap hati yang memberikan ilmu yang mereka punya. Indahnya berbagi.
15 menit berlalu belum
juga ada tanda-tanda kehadiran beliau. Sampai pada menit ke-30. Terdengar suara
pijakan sepatu menyusuri lorong. Ada yang datang. Namun bukan beliau yang
ditunggu yang menghampiri mereka. Melainkan pihak bagian operasional
kemahasiswaan, mengabarkan bahwa mata kuliah kosong. Mereka terpaksa
membubarkan diri dengan pasrah. Cemohan, kekecewaan bahkan sindiran terdengar
mengiringi langkah mereka.
Adila terlihat
memisahkan diri dari rombongan. Kakinya menuju taman yang berada ditengah halaman
kampus. Duduklah ia dibangku dibawah pohon beringin besar. Disekitarnya banyak
bunga yang dihinggapi kupu-kupu. Ia mengeluarkan novel yang belum rampung ia baca.
Dengan terpasang earphone dikedua telinganya.
Memasuki dunia novel
seolah Adila ikut larut bersama cerita didalamnya. Suasana luar terlupakan.
Bahkan ia sampai tak menyadari seseorang telah berada disampingnya. Antara
canggung dan kaget, Adila hanya diam terpaku melihat seseorang disampingnya yang
sedang tersenyum padanya. Manis.
“Ahh elu mah bikin
kaget aja.” Pekik Adila.
“Habisnya, elu kaya
orang sibuk aja si.”
Adil menarik nafas
panjang. Kemudian menghempasnya.
“Udah?”
“Hmm.” Angguk Adil.
“Aku punya tiket
nonton. Besok malem jam 18.30 aku jemput.”
“Hah?”
“Iya besok aku pinjem
waktu mu bentar. Ada Alvin juga. Jadi critanya si Alvin mau ngajak jalan ceweknya.
Tapi dia minta aku suruh ikut. Makanya biar aku nggak seperti obat nyamuk ya,
aku minta kamu buat ikut. Ya??” Terang Febian dengan diakhiri senyum memelas.
“Aduuh gimana ya,
kayaknya aku ngga….”
Belum sempet Adila
menyelesaikan ucapannya, Febian memotongnya.
“Siip. Makasih ya Dila.
Jangan lupa besok malam. Dadah.” Febian berlalu dengan
lambaian tangan.
Seperti mendapat undian
lotre. Speechless.
"Oke kali ini aku
kalah. Tak bisa menolak ajakan Febian." Batin Adila dengan sejuta pelangi
membentang indahnya dalam pelupuk matanya.
1 comment:
ni namanya mw mw gengsi
Post a Comment