Kita tak akan tau rencana Allah
diwaktu yang akan datang. Entah 10 tahun kemudian, 1 tahun, 1 bulan, 1 hari, 1
jam bahkan 1 detik. Kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita.
Manusia boleh berencana tetapi sekali lagi Allah yang berhak memutuskan. Untuk
itu, janganlah pernah berhenti berdoa dan meminta rahmatnya. Syukuri segala
nikmat Allah yang diberikan. Entah nikmat susah maupun senang. Nafas yang kita
peroleh adalah nikmat terbesar yang dimiliki. Kita dibiarkan lahir ke dunia
untuk menikmati segala macam kebesaran Allah. Kita dilahirkan tanpa tau apa-apa
sebelumnya. Kemudian dengan hadirnya orang tua, kita akan dididik. Dirancang untuk
menjadi seperti apa kita setelah besarnya nanti. Ya, orang tua atau pengasuh
kita sejak diri adalah cerminan diri kita nanti.
Setiap mahluk yang berakal, akan
selalu diuji sebagai bentuk perhatian Allah pada kita. Seberapa tegarkah kita
melewati rintangan itu. Seberapa kuatkah kita untuk menaikan level ujian
selanjutnya. Allah sayang sekali kepada kita. Kita selalu meminta dan meminta
pada-NYA. Namun ketika Allah memberikan perintah, kita sering kali
melalaikannya bahkan tak memperdulikannya. Apakah Allah marah? Tidak. Allah
masih saja mengirimkan nikmat-nikmatnya kepada kita walaupun kita dalam keadaan
salah.
Allah tak akan pernah marah bila
kita selalu meminta pada-NYA. Dengan kita berdoa, meminta, itu artinya kita
masih membutuhkan Allah. Kita tidak bisa hidup dan tidak bisa apa-apa
tanpa-NYA. Kebahagiaan itu ujian. Ya benar. Namun manusia sering lalai akan hal
itu. Dengan harta dan tahta yang melimpah, apakah ia masih ingat pada sang
pencipta kita? Jadi jangan jadikan susah ataupun senang sebagai tolak ukur
dalam ujian. Keduanya sama.
Hadiah
Allah yang tak terduga. Kita kerap kali diresahkan oleh hal-hal negative yang
memenuhi ruang otak kita. Kecemasan-kecemasan itu yang membuat kita takut untuk
melangkah dan akhirnya kita hanya diam tak berguna. Bisa jadi dibalik kecemasan
yang kita takutkan ada sebuah hadiah yang sedang disiapkan Allah pada kita. Kita
diuji untuk bisa melewatkan kecemasan itu hingga akhirnya hadiah itu menjadi
milik kita.
Aku ingin berbagi cerita. Saat ini
aku adalah mahasiswa semester akhir yang sedang menjalani skripsi. Alhamdulilah
aku mendapat dosen yang katanya memang sangat jeli terhadap penelitian
mahasiswa bimbingannya. Tak jarak beliau menjadi momok yang menakutan bagi mahasiswa-mahasiswinya.
Banyak mahasiswa yang memperpanjang masa bimbingannya hingga 2 semester untuk merampungkan
penelitian, bahkan bisa lebih dari itu yang akhirnya mahasiswa terpaksa harus
membuat judul baru karena batas melakukan penelitian yang hanya sampai 2 semester
telah habis sebelum kita dapat menyelesaikannya. Itu artinya 2 semester
mahasiswa itu telah membuang waktu dan uang.
........CONTINUE
No comments:
Post a Comment