HADIAH ALLAH DATANG TAK TERDUGA (Part 1)


            Kita tak akan tau rencana Allah diwaktu yang akan datang. Entah 10 tahun kemudian, 1 tahun, 1 bulan, 1 hari, 1 jam bahkan 1 detik. Kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Manusia boleh berencana tetapi sekali lagi Allah yang berhak memutuskan. Untuk itu, janganlah pernah berhenti berdoa dan meminta rahmatnya. Syukuri segala nikmat Allah yang diberikan. Entah nikmat susah maupun senang. Nafas yang kita peroleh adalah nikmat terbesar yang dimiliki. Kita dibiarkan lahir ke dunia untuk menikmati segala macam kebesaran Allah. Kita dilahirkan tanpa tau apa-apa sebelumnya. Kemudian dengan hadirnya orang tua, kita akan dididik. Dirancang untuk menjadi seperti apa kita setelah besarnya nanti. Ya, orang tua atau pengasuh kita sejak diri adalah cerminan diri kita nanti.   

            Setiap mahluk yang berakal, akan selalu diuji sebagai bentuk perhatian Allah pada kita. Seberapa tegarkah kita melewati rintangan itu. Seberapa kuatkah kita untuk menaikan level ujian selanjutnya. Allah sayang sekali kepada kita. Kita selalu meminta dan meminta pada-NYA. Namun ketika Allah memberikan perintah, kita sering kali melalaikannya bahkan tak memperdulikannya. Apakah Allah marah? Tidak. Allah masih saja mengirimkan nikmat-nikmatnya kepada kita walaupun kita dalam keadaan salah.

            Allah tak akan pernah marah bila kita selalu meminta pada-NYA. Dengan kita berdoa, meminta, itu artinya kita masih membutuhkan Allah. Kita tidak bisa hidup dan tidak bisa apa-apa tanpa-NYA. Kebahagiaan itu ujian. Ya benar. Namun manusia sering lalai akan hal itu. Dengan harta dan tahta yang melimpah, apakah ia masih ingat pada sang pencipta kita? Jadi jangan jadikan susah ataupun senang sebagai tolak ukur dalam ujian. Keduanya sama.

            Hadiah Allah yang tak terduga. Kita kerap kali diresahkan oleh hal-hal negative yang memenuhi ruang otak kita. Kecemasan-kecemasan itu yang membuat kita takut untuk melangkah dan akhirnya kita hanya diam tak berguna. Bisa jadi dibalik kecemasan yang kita takutkan ada sebuah hadiah yang sedang disiapkan Allah pada kita. Kita diuji untuk bisa melewatkan kecemasan itu hingga akhirnya hadiah itu menjadi milik kita.

            Aku ingin berbagi cerita. Saat ini aku adalah mahasiswa semester akhir yang sedang menjalani skripsi. Alhamdulilah aku mendapat dosen yang katanya memang sangat jeli terhadap penelitian mahasiswa bimbingannya. Tak jarak beliau menjadi momok yang menakutan bagi mahasiswa-mahasiswinya. Banyak mahasiswa yang memperpanjang masa bimbingannya hingga 2 semester untuk merampungkan penelitian, bahkan bisa lebih dari itu yang akhirnya mahasiswa terpaksa harus membuat judul baru karena batas melakukan penelitian yang hanya sampai 2 semester telah habis sebelum kita dapat menyelesaikannya. Itu artinya 2 semester mahasiswa itu telah membuang waktu dan uang.

            Satu minggu sebelum masa bimbingan berakhir, aku masih diam di BAB 4. Beliau tidak akan membuka lembar selanjutnya bila masih terdapat kesalahan dilembar awal. Waktu untuk menemui beliau pun sangat terbatas. Hanya 1 kali perminggu. Sedangkan waktu yang disediakan untuk proses bimbingan hanya 3 bulan. Bisa dilogika kita hanya akan mendapat 12 kali pertemuan dengan beliau. Aku mulai putus asa dengan Impian Wisuda 2014 ku.
                                         
                  ........CONTINUE

No comments: