Hadirnya
kalian membuat hari-hariku di sini menjadi hidup. Tanpa kalian aku mungkin serasa
mati. Seperti bunga teratai. Mati tapi hidup dan hidup tapi mati. Kalimat
itulah yang diberikan pangeran Lee Gak kepada adik iparnya Bu Yong dalam film Drama
Korea Rooftop Prince sebagai teka-teki yang harus dijawab. Setiap hal yang
hidup dikubur ditanah ketika mati. Begitu juga dengan bunga teratai. Ia harus
mati dikubur dalam lumpur sebelum berbunga. Itulah yang dinamakan mati tapi
hidup. Lalu, agar bisa hidup kembali teratai itu harus mati dan menjatuhkan
biji-bijinya ke dalam lumpur. Begitulah ia akan hidup kemudian mati.
Kurang
lebih 4 tahun kita bersama, aku dan teman-teman seperjuanganku. Banyak sekali
cerita yang aku punya bersama mereka. Saat tawa menjadi obat yang mujarab untuk
segala keresahan yang datang. Ketika tangis mampu menguatkan setiap kelemahan
jiwa-jiwa rapuh yang masih labil ini. Hingga ego yang kerap kali mengundang
perpecahan sehingga kerap kali diam akan menyelimuti rumah kami. Nano-nano
kehidupan yang terlalu indah untuk dirangkai menjadi sebuah rentetan kenangan
yang tak akan pernah bisa terlupakan. Kita, adalah para pemburu toga akhir
tahun 2014 ini. Semoga diberi kemudahan untuk melewatinya. Amiiiiin.
Akan
ku perkenalkan satu persatu teman-teman yang kusebut diparagraf satu tersebut,
merekalah rumah kami disini :
# Tante Andan
Si tante yang berasal
dari Jawa Timur ini hobi sekali mengerjakan skripsi dan wisuda. Katanya,
sesudah hujan pasti ada pelangi. Itulah yang membuatnya selalu semangat untuk
melakukan kedua hal tersebut. Selain mendapat gelar ratu joget dengan goyang
lagu oplosannya, si tante juga meraih sabetan gelar koki bersama Bik Sum.
Mereka berdua sering memasak untuk kami (anak-anak nemu gede). Mereka berdua
adalah tetua adat dirumah kami. Si tante adalah nenek moyang kami, sedangkan Bik
Sum sebagai nenek buyutnya. Sebagai anak yang manis, kita harus menghormatinya.
Seperti hormat ketika sedang upacara bendera.
Ahhhhh. Cium tangan dulu bila perlu. Syukur-syukur kita dikasih koin buat
jajan. Yayaya mau.
# Bik Sum
Dara kelahiran klaten
ini agak lumayan si. Lumayan nyebelin. Nenek buyut kami terlalu lama hidup
menggelandang ditengah hutan mungkin. Jadi, begitulah keadannya sekarang. Jam
paginya udah geser 45 derajat celcius. Ketika matahari mulai merekah, kami (penghuni
lain) sudah biasa terjaga dan melakukan hal-hal layaknya ibu rumah tangga. Tapi
Bik Sum masih terlena dengan mimpi dipulau kapuknya. Kira-kira ketika terik sudah hampir mencapai ubun-ubun,
barulah kerajaan pagi hari Bik Sum tiba. Ia pun keluar dari sangkarnya. Aku
bahagia sekali melihat wajahnya yang masih lusuh itu sedangkan aku sudah cantik
dan wangi. Yess menang. Dan satu hal
lagi yang membuatku sebel. Saat jarak kita bertatap muka paling tak lebih dari
1 meter, ia kerap kali berbicara dengan volume suara untuk jarak 30 meter. Bayangkan!!
Mungkin kelelawarpun akan segera berhamburan mendengar resonansi suara yang begitu
kuat tersebut.
# Sari
Wanita satu ini adalah
yang paling dewasa diantara kami. Ya, dia lembut, tak banyak bicara dan tak
banyak membuat gaduh seperti halnya yang lain. Berasal dari daerah dibawah kaki
gunung sindoro sumbing. Saat jangkring-jangkring baru saja selesai mengerik, sering kali ada yang memanggil namanya. Seperti ini suara yang sering kudengar, "Sari roti, roti, sari roti...". Namanya begitu populer. Ahh aku iri. Dia paling rajin mencuci diantara kami. Mungkin hampir
tiap hari bisa dilihat baju-bajunya tergantung rapi dan berkibar tertiup angin
ditempat jemuran yang sudah mulai lapuk itu. Soal yang rajin-rajin dia adalah
juaranya. Termasuk rajin mudik. Walaupun kami sering ditinggal saat ia mudik,
kami dengan setia selalu menanti kepulangannya kembali ke rumah kami. Ia kerap kali membawakan
oleh-oleh yang sangat berharga buat kami. Bahkan emaspun kalah. Cabai. Kehadiran cabai-cabai
itu membuat kami semakin terlihat bahagia dan damai berada dirumah sewaan ini :’)
# Iin
Si tomboy ini adalah
penjaga gerbang rumah kami. Jasa-jasanya selama ini tak akan terlupakan dan
tergantikan. Love you. Dari dia yang
dulu tak pernah menyentuh bumbu dapur, spatula, dan wajan, kini perlatan itu
tak bisa jauh-jauh darinya. Ia semakin manis ketika sedang memasak. Ada yang
aneh akhir-akhir ini dengannya. Mungkin dia salah makan atau kesambet setan
yang menerobos gerbang pertahanannya. Dia kerap kali menyebut dirinya sebagai Barbie.
Boneka sejuta umat yang cantik jelita itu. Katanya : “Kitty mudiknya jangan
lama-lama, nanti barbie kangen”. Oh Tuhan!!!! Seperti ada yang menggelitiki
telinga dan perutku. Aku geli sekali mendengarnya. “Iyaa. Kitty nggak lama kok.
Barbie baik-baik ya?” Balasku. Aaaaakkk. Aku mau muntah!!
# Do’eng
Aku dan dia
dipertemukan kira-kira 10 tahun silam yang lalu sewaktu kita masih menjadi
anak-anak manis yang duduk menatap papan tulis hitam dengan goresan batu kapur putih.
Kita duduk berdampingan selama setahun. Selama setahun pula aku dibuat pusing
akibat ulahnya yang suka sekali memintaku menemaninya keluar ketika jam-jam pelajaran
berlangsung. Seragam putih abu-abu telah memisahkan tempat duduk kita. Namun
sekolah kita masih berdampingan. Dan kini saat seragam-seragam itu telah
digantikan oleh baju warna-warni kita dipertemukan lagi dengan berdampingan
kamar. Ribuan hari terlewati sudah. Kalau dia digambarkan oleh grafik dia tepat
sekali berada dikoordinat titik (-1,10).
Dia manja sekali seperti bayi. Ah itu mengesalkanku. Suka duka kita sering
melewatinya bersama. Bahkan ketika harus berbagi mantel ditengah hujan lebat.
Aku memakai atasan, dia memakai bawahan. Ahh manis sekali cerita kita.
# Dek Mega
Dialah si bungsu
diantara kami. Dia bergabung bersama kami 2 tahun yang lalu. Dia telaten dan
lembut. Dia rela tak tidur demi menyelesaikan jahitan-jahitannya. Tapi berhati-hatilah
kalau dia marah. Kepalanya akan mengeluarkan tanduk banteng yang siap
menyeruduk. Walaupun dia paling muda, tapi badannya paling besar diantara kami.
Kekar dan berotot. Wanita yang pernah menjuarai lomba karate ini adalah anaknya
si ratu joget. Lihat saja kalau mereka sedang berduet maut. Aku serasa mau
menutup mata dan kemudian berhibernasi saja. Moto hidupnya, pantang tidur
sebelum cucian dan kamar tertata rapi.
Suatu hari nanti kita
akan hidup dan tinggal dirumah masing-masing. Aku pasti akan merindukan
saat-saat kebersamaan kita. Sisa waktu kebersamaan kita ini, tetaplah jadi obat
pelipur lara ketika aku mulai kehilangan semangat :')
4 comments:
hahaha tambahin photo dong ben do ngerti,,haha :D
Haha.Bahaya kalau ada foto :D
AWESOME!!! :D
Nanda datang membawa sejuta cinta...ahahaha
Nanda : Alhamdulilah masih diselimuti oleh cinta. Terima kasih sudah berkunjung :D
Post a Comment