Sesuatu yang pergi dengan tiba-tiba itu rasanya seperti sedang memegang es krim yang sangat diinginkan kemudian ketika kita ingin melahapnya, es krim tersebut jatuh di tanah. Diam. Kau hanya bisa diam dan tak bisa berkata apa-apa lagi kecuali penyesalan. Ingin memungut pun, sudah tidak mungkin. Dan akhirnya kita hanya terbayang-bayang oleh pertanyaan-pertanyaan yang mungkin hanya bisa di jawab oleh diri sendiri.
Hari baru datang
lagi. Namun, hari kemarin masih saja kunikmati. Pun, masih kuharap doa ditiap
huruf-hurufku. Rasanya semuanya baru saja terjadi kemarin. Kemarin adalah waktu
yang singkat untukku mengenalnya. Terlalu singkat hingga aku lupa bahwa semua
yang kamu temukan di dunia akan datang dan pergi secara bergantian.
Jika aku
boleh meminta, aku ingin hari kemarin datang lagi. Bukan untuk menahannya pergi,
tapi kurasa lebih baik untukku berbalik sebelum aku mengenalnya jauh.
Ah, terkadang
saat berjalan dengan melewatkan sesuatu, kita enggan untuk berbalik. Apakah
gengsi itu masih layak dipikirkan saat kau mengetahui di depan tak akan ada lagi
yang sama dengan yang kita temukan sebelumnya. Di depan adalah jurang yang
dalam. Tak akan kau temukan apa-apalagi kecuali kegelapan. Ah, apakah aku harus
berbalik?
Tanpa kata,
kemudian pergi.
Tanpa alasan,
lalu menjauh.
Tanpa kata,
kabarnya tak terdengar lagi.
Jika ada
seseorang yang ingin kusemangati hari ini adalah diriku sendiri.
Jika ada
seseorang yang ingin kuperjuangkan hari ini adalah diriku sendiri.
Aku mulai
muak dengan teka-teki permainan ini. Aku tak ingin masuk dalam permainan yang
akan membunuhku secara perlahan ini.
Sesuatu yang
telah pergi, bila pun ia kembali, tak akan pernah sama lagi.
No comments:
Post a Comment