Tiket Nonton (Part 1)

Kali ini bukan penantian ujian dilorong kelas. Tapi penantian untuk sang guru. Guru sang pencerah masa depan. Guru yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Pahlawan dengan segenap hati yang memberikan ilmu yang mereka punya. Indahnya berbagi.

15 menit berlalu belum juga ada tanda-tanda kehadiran beliau. Sampai pada menit ke-30. Terdengar suara pijakan sepatu menyusuri lorong. Ada yang datang. Namun bukan beliau yang ditunggu yang menghampiri mereka. Melainkan pihak bagian operasional kemahasiswaan, mengabarkan bahwa mata kuliah kosong. Mereka terpaksa membubarkan diri dengan pasrah. Cemohan, kekecewaan bahkan sindiran terdengar mengiringi langkah mereka.

Adila terlihat memisahkan diri dari rombongan. Kakinya menuju taman yang berada ditengah halaman kampus. Duduklah ia dibangku dibawah pohon beringin besar. Disekitarnya banyak bunga yang dihinggapi kupu-kupu. Ia mengeluarkan novel yang belum rampung ia baca. Dengan terpasang earphone dikedua telinganya.

Memasuki dunia novel seolah Adila ikut larut bersama cerita didalamnya. Suasana luar terlupakan. Bahkan ia sampai tak menyadari seseorang telah berada disampingnya. Antara canggung dan kaget, Adila hanya diam terpaku melihat seseorang disampingnya yang sedang tersenyum padanya. Manis.

“Ahh elu mah bikin kaget aja.” Pekik Adila.
“Habisnya, elu kaya orang sibuk aja si.”
Adil menarik nafas panjang. Kemudian menghempasnya.

“Udah?”
“Hmm.” Angguk Adil.
“Aku punya tiket nonton. Besok malem jam 18.30 aku jemput.”
“Hah?”
“Iya besok aku pinjem waktu mu bentar. Ada Alvin juga. Jadi critanya si Alvin mau ngajak jalan ceweknya. Tapi dia minta aku suruh ikut. Makanya biar aku nggak seperti obat nyamuk ya, aku minta kamu buat ikut. Ya??” Terang Febian dengan diakhiri senyum memelas.
“Aduuh gimana ya, kayaknya aku ngga….”

Belum sempet Adila menyelesaikan ucapannya, Febian memotongnya.
“Siip. Makasih ya Dila. Jangan lupa besok malam. Dadah.” Febian berlalu dengan lambaian tangan.

Seperti mendapat undian lotre. Speechless.
"Oke kali ini aku kalah. Tak bisa menolak ajakan Febian." Batin Adila dengan sejuta pelangi membentang indahnya dalam pelupuk matanya.

1 comment:

Anonymous said...

ni namanya mw mw gengsi