Di setiap
perjalananku, aku selalu berdoa:
“Lindungi dan tolonglah aku, Ya Allah, ketika
aku memerlukan bantuan”.
Karena
sesungguhnya semua pertolongan itu datangnya dari Allah lewat perantara-Nya.
Dua hari
adalah waktu untuk menyiapkan perjalanku ke Semarang, seorang diri. Ada urusan
yang mengharuskanku untuk ke sana. Berbekal nomor handphone teman, aku menghubungi
mereka yang berada di Semarang. Syukurlah temanku bersedia menampungku selama
semalam dan bersedia mengantarkanku ke lokasi tujuan. Kota Semarang begitu
asing dan aku tidak tahu arah. Dengan penampilan ala backpacker, aku
memberanikan diri menuju Semarang.
Semua serba
tak terduga
Teman yang
aku inapi, sebut saja Dinda, tidak bisa mengantarkanku ke lokasi. Alhasil aku
harus menunggu temanku yang lain, panggil dia Rian D’Masiv. Ini masih terlalu
pagi untuk menumpang duduk di kosan laki-laki. Dalam kebingungan ini, di jalan
yang akan mengarahkanku entah kemana untuk sejenak duduk, aku bertemu teman
SMA, sebut saja dia Rani. Di kota orang bisa bertemu dengan orang yang dikenal
adalah luar biasa senangnya.
Tanpa pikir
panjang, tempat dudukku berpindah. Kini, aku akan menuju lokasi tempat tinggal
Rani untuk berteduh sejenak. Sampai pukul 8.30, Rian datang menjemput. Aku
berpamitan dengan mereka yang telah membantuku. Karena aku akan langsung pamit
untuk ke Jogja. Well. Aku sampai di lokasi dengan selamat. Temanku
meninggalkanku sendiri di tempat yang aku tuju. Dia tidak bisa menemaniku lagi
karena ada acara.
Seletah
urusan selesai, aku segera menyusun cara bagaimana aku menuju agen travel. Yang
aku tahu saat itu adalah agen travel ada di daerah Sukun. Untuk menuju ke sana
kira-kira aku perlu naik angkot mungkin selama 20 menit atau naik ojek atau
taxi. Kakiku harus berjalan lebih kuat lagi karena dari lokasi hingga jalan
raya jaraknya lumayan banget dan tidak ada kendaraan umum. Haha.
Siapa yang
menyangka setelah aku melewati pintu keluar dan sedang mengganti sepatu high
heels dengan sepatu yang nyaman untuk berjalan, pertolongan itu datang. Lebih
tidak menyangka bahwa pertolongan itu datang dari orang yang tidak dikenal
sebelumnya. Ya, kami baru saja bertemu di lokasi. Dia menawariku untuk
memboncengnya, panggil dia Lia. Ajaibnya lagi dia sudah membawa 2 helm. Jalur
yang akan dia lewati pun satu arah denganku.
Inilah
pertolongan Allah yang datang tanpa pernah diduga. Percayalah Allah akan
membantu umatnya.
“Cukuplah
Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dialah sebaik-baiknya pelindung."
(QS.
Ali Imran: 173)
Semoga
pengalaman ini bisa menjadi pelajaran kita, untuk selalu mengingat-Nya.
No comments:
Post a Comment