Dalam
diam, aku terketuk. Dalam sunyi, lonceng itu membangunkanku dari tidur panjang.
Semua jawaban itu tiba-tiba saja mendatangiku. Suara itu berbisik lembut di telingaku.
Tuhan telah memberiku jawaban. Aku tidak
akan lagi mencari! Tapi aku akan menunggu. Sheila menasihatiku tentang satu hal:
Jangan mengejarnya
Jangan mencarinya
Dia yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatinya
Di hari yang tepat
Jangan mencarinya
Dia yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatinya
Di hari yang tepat
Aku percaya
hari yang tepat itu akan mengunjungiku suatu saat. Terkadang aku pikir, waktu
yang tepat adalah waktu ketika aku ingin dan siap. Tapi Tuhan lebih tahu
dariku.
Bahkan dia
takkan bertahan tanpamu
Sibukkan harimu
Jangan pikirkanku
Takdir yang kan menuntunku pulang kepadamu
Jangan pikirkanku
Takdir yang kan menuntunku pulang kepadamu
Aku sering kali menyalahkan diri sendiri saat aku mengalami kegagalan. Itu tidak benar. Karena orang yang menginginkanku pasti tak akan membiarkanku sendiri. Yang perlu aku lakukan saat ini adalah mempersiapkan sebelum hari itu datang. Aku perlu menyibukkan diri untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya. Aku tak ingin sepi membunuhku perlahan. Aku masih punya banyak waktu untuk membebaskan diriku. Dan ketika itu, aku ingin mengepakkan sayapku lebar-lebar.
Persahabatan sejati adalah
persahabatan antara suami dan istri
Ah,
aku mengerti sekarang.
Bukan untuk mencari siapa dia, tapi siapa aku ketika bersamanya.
Ketika merasa menjadi orang lain saat bersamanya, mungkin dia bukan orang yang
dicari.
Bukan untuk mencari boneka Barbie dengan segala
kemewahannya, namun mencari persahabatan kerbau, bajak, dan pak tani yang mau
bermain lumpur bersama di tengah terik matahari.
Bukan mencari yang berkedudukan tinggi kemudian memicingkan
mata padaku, bukan. Tapi untuk melihat apakah dia mau menunduk untuk membenarkan
tali sepatu pasangannya yang lepas.
Dia yang berani mengajak untuk melihat dunia. Dia yang tidak
pernah menutup telinganya.
Setinggi apa pun kriteria yang kau inginkan, kau perlu ingat
satu hal.
Temanmu adalah cerminan
dirimu.
Inilah saat
dimana aku perlu memperbaiki diri. Aku belum mencapai batas untuk bersanding
dengan dia yang menjadi idaman.
Didekatnya aku lebih tenang
Bersamanya, jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku. Jadi teman
hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Setelah aku
menemukan hari yang tepat itu, aku ingin dia menjadi partner sejatiku dalam
menghadapi hari-hari kedepanku. Jalan di depan tidak mudah dan aku membutuhkan
seorang teman.
Untuk temanku, nanti.
No comments:
Post a Comment