MOMENT



Foto oleh: Wallpaper Gang


‘Lagi ngapain?’ sebuah pesan masuk membunyikan ponselku.
‘Nonton tv .’ Balasan cukup singkat sesuai pertanyaannya.
‘Udah tahu kok. Mending temenin aku di sini.’
‘Nemenin apa?’
‘Nemenin minum di bawah.’

Ya, di bawah. Itulah sebutan untuk tempat makan yang terletak persis ada di depan kosku. Kenapa bukan di depan? Karena kamarku terletak di lantai dua. Lebih tepat untuk mengatakan bawah kurasa.

‘Kamu di situ?’
‘Di situ nggak ya? Coba dilihat. Siapa tau ada.’
‘Kalau aku malas buat ngecek keluar gimana?’
‘Kalau aku ada di bawah, masih malas nggak?’
‘Jangan ditanya dong.’
‘Kalau kamu nggak malas, berarti aku ada di sini.’

Teka-teki kecil yang cukup membuatku penasaran untuk mencari jawabannya. Pintu gerbang memang masih tertutup rapat dan tentu aku belum bisa melihat sosoknya, tapi sepertinya aku tahu kehadirannya. Aroma parfumnya, kurasa aku mengenalnya.


‘Andra.’ Spontan namanya terlontar dengan sendirinya ketika benar kulihat ia tengah duduk di sana.
Dia tersenyum. Dan sebenarnya aku benci senyumanan itu. Itu membuatku ingin tertidur lebih lama hanya untuk bermimpi.
‘Sejak kapan datang?’
‘Sejak tadi aku duduk di sini dan mengirim pesan untukmu.’
Malam ini aku tak perlu bermimpi untuk bisa melihat apa yang aku ingin. Hati memang bisa merasakan apa yang akan terjadi tanpa kita berucap. Kemudian kita meyakininya sehingga membuat hal tersebut menjadi nyata.


 
Terkadang kita sendiri masih mencari sebuah alasan kenapa kita merasa senang. Hanya satu hal yang kita pahami, yakni ketika kita bisa tersenyum maka kita bahagia. Mungkin itu benar. Dan bisa jadi itu tidak benar.

No comments: