Meretas Hidup

Tentang kehidupan…

Seperti jalan berliku, terjal, curam dan bersisikan jurang. Itu lah hidup. Itu menurutku. Berdiam diri tak melakukan hal apapun memang hal terbodoh dalam hidup. Hidup ini singkat. Juga egois. Aku seperti berjalan tanpa arah. Seperti mencari tanpa merasa tau apa yang sudah aku temukan. Seperti menemukan tanpa tau apa yang sudah hilang. Bahkan aku sendiri tak tau apa yang sebenarnya aku tak mengerti.

Mencoba menulusuri dari sekian kehidupan masa lalu, mengungkitnya ketika itu adalah sebuah problema yang memang harus diperbaiki untuk merubah masa depan. Bahkan tak hanya sekali dua kali aku terjatuh dan terjebak dijurang yang sama. Seperti menanti malaikat yang akan datang menolong membangkitkan tubuh rentan ini. Menengengadahkan mukaku untuk membuat senyum ku kembali mekar. “Tuhan akan selalu bersamaku dengan segala kebesaranNYA” Ini penyemangat ku.

Terlalu berambisi tanpa berfikir bagaimana harus memulainya. Terlalu bersemangat tanpa tau bagaimana akan menjalaninya. Terlalu takut hingga tak pernah bertindak bagaimana cara untuk mengakhirinya. Malam, pena, kertas, musik adalah temanku. Aku bukan orang yang kehilangan akal pikiran atau karna ketidakwarasanku. Itu karena aku terlalu kuat hingga aku merasa cukup mampu walau hanya bercerita pada mereka. Aku ragu untuk membagi ceritaku.

Ujian selalu saja datang tanpa bertanya padaku, apakah aku sudah mampu untuk menghadapinya lagi setelah ujian sebelumnya usai atau hampir berakhir. TIDAK!! Aku mengatasinya seorang diri tanpa mereka tau titik keberhasilanku mengatasinya. Sukses itu bukan dinilai dari hasil penilaian orang lain. Sukses itu bukan dari hasil akhirnya tapi dari bagaimana perjalanan kita. BODOH!! Aku pantas menyebut mereka bodoh yang hanya bisa mencemoh dan membuat rumor tak sedap beredar. Lantas, kata apa yang tepat untuk para pecundang dibalik para senyum palsu???

DIAM dan LIHAT apa yang bisa aku lakukan UNTUK HIDUPKU. Kalian bukan aku, dan kalian bukan HAKIM yang berhak memfonis hidupku. LIAR bukan berarti tak punya aturan. Selama tak bertentangan dengan HUKUM. Wanita itu istimewa. Kalimat yang aku temukan dalam sebuah buku bertajuk islam. Buku itu sangat mengagungkan wanita. Mengadu dan menangis hanya didepan Tuhannya. Menyembunyikan tangis diatas senyum manis bibirnya. Melafalkan kalimat-kalimatNYA sebagai peredam egonya. Aku ingin menjadi wanita istimewa itu. Bukan hal tak mungkin jika aku berusaha. 

“Persetan dengan perkotak-kotan dan sekat-sekat yang membatasi. Toh hidup ini dunia mainnya orang dewasa. Kita hanya perlu menjadi tuan untuk melewatinya atau menjadi anak kecil untuk menghindarinya.”

Terlalu banyak berfikir membuat otak ku mati. Mati namun hidup. Dan hidup seperti mati. Jiwaku berkelana jauh menyusuri tiap sudut-sudut terdetail dari setiap pemikiranku. Namun ragaku terpaku bisu.


 



                                                             Print Friendly and PDF

No comments: