“@felixsiauw : Tugas orang-orang
liberal kan memang hanya ber-wacana ria | jadi memang tugasnya menyulut emosi
dan amarah.”
Twiit Ustad Felix Siauw memang benar adanya.
Ketika terjadi sebuah peristiwa yang bisa dibilang cukup menggemparkan,
terlebih banyak media meliput dan bahkan sedang menjadi hot topik. Semua
masyarakat membicarakannya, media cetak maupun media elektronik pun turut memperbincangkannya
berkali-kali dalam sehari. Dari wacana yang beredar, pasti terdapat sebab
akibat yang mengakibatkan penyudutan terhadap salah satu tokoh. Lalu apa yang terjadi setelah itu??
Setelah wacana tersebar, pandangan masyarakat
pun seperti terhipnotis mengikuti alurnya. Tanpa tahu fakta sesungguhnya mereka
pun bergabung bersama pemahaman-pemahaman yang sudah beredar tersebut. Setiap
hari menanti-nanti wacana tersebut mengalami peng-updetan info terbaru. Karena
semua masyarakat menyerukan satu suara, mereka merasa mempunyai teman, emosi
mereka tersulut. Dan akhirnya terjadi demo dimana-dimana. Beruntung jika demo
tersebut berjalan lancar. Namun sering kali demo berakhir dengan kejadian anarkhis.
Berkoar-koar melalui sosial media pun sering kali terlihat bukan?? Mencemohnya
dengan umpatan kasar. Bagaimana bila status-status itu di ganti dengan obrolan
4 mata atau dengan yang bersagkutan?? Nahh lhoo…
Masih ingatkah kalian dengan khasus seorang
mahasiswa PTS di Jakarta yang membakar diri di depan Istana Presiden saat melakukan
demo?? Dia adalah seorang aktifis yang berpihak kepada masyarakat untuk ketidakadilan dari sebuah kebijakan politik
pembangunan pemerintah. Merasa aksinya tak
dihiraukan oleh penguasa, amarahnya mulai meluap dan terbawa emosi hingga
berujung pembakaran dirinya sendiri sebagai simbol atas kekuasaan.
Kalau dipikir-pikir lagi,
aksi tersebut sangatlah di sayangkan. Hanya karena ego yang tak bisa di
kendalikan akhirnya sebuah nyawa harus melayang dengan cara yang tragis. Bahkan
ia tak sempat untuk berfikir bagaimana kerja keras serta usaha orang tuanya sampai
akhirnya ia bisa berdiri di depan istana merdeka tersebut.
Itu hanya satu contoh dari banyak kasus yang
ada. Dan tau kah kalian?? Seperti dikatakan Ustad Felix di atas. Dibalik sebuah
wacana tersebut, ada kaum liberal yang memang bekerja menjadi seorang
provokator. Memberikan wacana-wacana yang menghipnotis setiap penikmatnya. Maka
terjadilah perang pemikiran dan menimbulkan sebuah permasalahan baru yang
justru lebih besar dari permasalahan semula.
Kita cerna terlebih dahulu setiap wacana yang
kita peroleh. Bila pun itu sebuah peristiwa yang menyangkut diri kita, pikirkan
dulu dengan kepala dingin. Ingat, jangan mudah terbawa emosi. Karena emosi
hanya akan melahirkan penyesalan. Dan sebuah penyesalan hanya tinggallah
penyesalan. Waktu tak berjalan mundur bung.
2 comments:
nice share...
Arigatoo :)
Post a Comment