(11st) Jangan Mudah Emosi (^^,)

@felixsiauw : Tugas orang-orang liberal kan memang hanya ber-wacana ria | jadi memang tugasnya menyulut emosi dan amarah.”

Twiit Ustad Felix Siauw memang benar adanya. Ketika terjadi sebuah peristiwa yang bisa dibilang cukup menggemparkan, terlebih banyak media meliput dan bahkan sedang menjadi hot topik. Semua masyarakat membicarakannya, media cetak maupun media elektronik pun turut memperbincangkannya berkali-kali dalam sehari. Dari wacana yang beredar, pasti terdapat sebab akibat yang mengakibatkan penyudutan terhadap salah satu tokoh. Lalu apa yang terjadi setelah itu??


Setelah wacana tersebar, pandangan masyarakat pun seperti terhipnotis mengikuti alurnya. Tanpa tahu fakta sesungguhnya mereka pun bergabung bersama pemahaman-pemahaman yang sudah beredar tersebut. Setiap hari menanti-nanti wacana tersebut mengalami peng-updetan info terbaru. Karena semua masyarakat menyerukan satu suara, mereka merasa mempunyai teman, emosi mereka tersulut. Dan akhirnya terjadi demo dimana-dimana. Beruntung jika demo tersebut berjalan lancar. Namun sering kali demo berakhir dengan kejadian anarkhis. Berkoar-koar melalui sosial media pun sering kali terlihat bukan?? Mencemohnya dengan umpatan kasar. Bagaimana bila status-status itu di ganti dengan obrolan 4 mata atau dengan yang bersagkutan?? Nahh lhoo…

Masih ingatkah kalian dengan khasus seorang mahasiswa PTS di Jakarta yang membakar diri di depan Istana Presiden saat melakukan demo?? Dia adalah seorang aktifis yang berpihak kepada masyarakat untuk ketidakadilan dari sebuah kebijakan politik pembangunan pemerintah. Merasa aksinya tak dihiraukan oleh penguasa, amarahnya mulai meluap dan terbawa emosi hingga berujung pembakaran dirinya sendiri sebagai simbol atas kekuasaan.

Kalau dipikir-pikir lagi, aksi tersebut sangatlah di sayangkan. Hanya karena ego yang tak bisa di kendalikan akhirnya sebuah nyawa harus melayang dengan cara yang tragis. Bahkan ia tak sempat untuk berfikir bagaimana kerja keras serta usaha orang tuanya sampai akhirnya ia bisa berdiri di depan istana merdeka tersebut.

Itu hanya satu contoh dari banyak kasus yang ada. Dan tau kah kalian?? Seperti dikatakan Ustad Felix di atas. Dibalik sebuah wacana tersebut, ada kaum liberal yang memang bekerja menjadi seorang provokator. Memberikan wacana-wacana yang menghipnotis setiap penikmatnya. Maka terjadilah perang pemikiran dan menimbulkan sebuah permasalahan baru yang justru lebih besar dari permasalahan semula.


Kita cerna terlebih dahulu setiap wacana yang kita peroleh. Bila pun itu sebuah peristiwa yang menyangkut diri kita, pikirkan dulu dengan kepala dingin. Ingat, jangan mudah terbawa emosi. Karena emosi hanya akan melahirkan penyesalan. Dan sebuah penyesalan hanya tinggallah penyesalan. Waktu tak berjalan mundur bung.