(28th) Maaf, Aku Pergi (Part 1)


Liburan UAS semester genap yang sebentar lagi akan berakhir ia habiskan di kota Semarang. Ia mendapat tawaran pekerjaan magang di Kantor Perpajakan. 1 bulan adalah waktu yang ia butuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

“Tersangkut – di Tugu Muda Semarang”
Begitulah update status terakhir gadis pemuja SheilaOn7 ini di akun Facebooknya. Disela-sela pekerjaan yang menumpuk ia habiskan untuk menikmati sisa-sisa liburan.

“Waahhh cantiknye langit malem ni. Suke suke suke.” Ucapnya menirukan logat ipin upin. “Wahh ternyata dunia ini sempit ya Kak?” Sebutan untuk sepupu Sheila.
“Kenape lu?”
“Ituh depan kita, ada yang aku kenal euy.”
“Sapa dong.” Saran Kak Tyo.
“Nggak mau!! Dulu dia musuh ku sewaktu SMP.”
“Gaya lu La La . . . Hari gini masih punya musuh.”
“Ahh diem lu Kak.” Sentak Sheila sewot.
“Ye si eneng, Kakak tinggal kawus lu ilang disini. Mau?”
“Hihiii jangan.” Jawabnya meringis memelas.

“Ngapain lu La, nyangsang-nyangsang di Tugu? Menuh-menuhin Semarang aja.”
Weew sapa nih orang sok care amat sama aku.

Di liatnya profil orang yang komen statusnya barusan. Rezha Rahmansyah . Nggak jauh-jauh ternyata anak satu kampus dia.
“Emang kita kenal yak?” Balas Sheila.
“Nggak tau kamu kenal aku apa enggak tapi aku tau kamu. Mukamu sliweran terus dikampus. Nyepetin.”
Gilaa ini anak. Beraninya, udah sok kenal, gaya pula.
“Sialan. Kelas berapa si? Pindahan yak? 2 tahun kuliah keknya belum pernah liat mukamu deh.”
“Kamu nggak gaul si. Makanya kalo jalan jangan nunduk mulu. Nyari duit jatuh ato apaan si?? Kelas C. Satu angkatan kale sama kamu.”
Semakin lama semakin membuat Sheila merasa penasaran. Ada karakter yang ia cari selama ini dari orang ini yang tak ditemukan di orang lain. Sejak perkenalan singkat itu mereka semakin akrab hari demi hari.

* * * * *

“Aku liat kamu mah udah dari makrab dulu La. Kita lagi beres-beres tuh mau cabut. Akunya lagi ngiket tali sepatu noh, eh pas waktu mau berdiri tiba-tiba mukamu nongol persis didepan mataku. Gila kaget banget sumpah muke lu serasa kaya setan La. Bikin jantungan aja.”
“Ya elah. Muka ku salah apa ya? Ya Alloh, ampuni dosa anak ini. Tempatkan dia disisimu. Amiiin.”
“Ehh ehh doa mu kek buat orang mati aja. Ahh kurang ajar!!”
“Hhehew..: p”

Adanya Rezha membuat hari-hati Sheila semakin berwarna-warni. Status mereka bukan pacar namun bisa dibilang seperti layaknya pacar yang sedang menjalin hubungan LDR. Mereka hanya berkomunikasi lewat handphone. Bahkan kalaupun bertatap muka di area kampus, mereka berpura-pura saling tidak mengenal.

Rezha punya pacar satu kelas dengannya. Farah namanya. Dia terlalu sensi dan over protective bila Rezha dekat dengan wanita lain. Bahkan Rezha harus menjauh dari Sahabat masa kecilnya demi Farah. Bodoh!!
8 bulan sudah mereka saling mengenal. Seperti ada sebuah ikatan yang tak bisa menjauh begitu saja. Sama-sama saling membutuhkan, itulah yang mereka rasa. Namun Sheila maupun Rezha saling menyembunyikan perasaannya. Rezha, walaupun dia nggak bisa jauh dari Sheila, ia tetap belum bisa memutus hubungan dengan Farah. Farahlah yang ia cintai. Sedangkan Sheila hanya sosok pendatang yang mampu mengobati lukanya. Berkali-kali diketahuinya Farah bersama laki-laki lain, ia hanya bisa berharap Farah akan segera menyadarinya.

Sedangkan Sheila, ia hanya merasa Rezha hanyalah sosok peri dimana Rezha selalu ada ketika Sheila membutuhkan. Saling membutuhkan namun tak mau memiliki sebelum hari yang tepat itu mempertemukan mereka lagi. Itu lah yang menjadi prinsip keduanya.

Akhirnya keakraban mereka diketahui oleh Farah. Posisi Sheila lah yang paling dipersalahkan.

* * * * *

“Ndra, emang aku salah yak akrab sama pacar orang? Tapi Ndra, aku nggak bermaksud ngrebut cowok itu dari nya. Aku cuma pengen ada disamping dia apapun keadaannya.”
“Kamu ini ngomong apaan si La?”
“Jadi gini Ndra…..” Jelas Sheila pada awal sampai akhir.

“La, dimata ku kamu tetep aja salah. Kenapa kamu harus masuk dikehidupan mereka. Sekarang apa kamu nggak malu dikatain ngrebut pacar orang?”
“Ndra, kok kamu nyalahin aku juga?? Aku kira kamu bakal belain aku?”
“Kamu mau dengerin aku nggak?”
“Iyya…”
“Sekarang kamu jauhin mereka. Aku nggak mau perasaan mu dipermainin. Rezha, dia itu egois. Nggak mau kamu jauhin tapi dia masih nggak bisa nglepas pacarnya. Cowok macem apa.”
“Ndra jangan mojokin aku dong……”
“Kamu tau nggak si, kalo ada orang yang bener-bener cinta sama kamu. Dia rela jadi tempat sampah mu buat denger semua cerita-cerita cintamu. Itu lebih sakit. Maaf La, aku sayang kamu…”
“Nut nut nut..” Indra memutus telfonnya.
“Apa-apaan ini semua. Ahhh aku bisa gilaaaaa!!” Jeritnya.


                      ***************************************************************

Sorry gan, ane potong ceritanya. Ntar tunggu part 2 aja yaa. Tapi cerpen yang ane share emang sengaja di potong-potong gan. Kenape?? Udeh kagak usah tanya. Terima kasih sudah membaca :)

2 comments:

Anonymous said...

nice story,,
Btw ceritanya dipotong biar bermunculan hantu" penasaran yak..??

tulisanummu.blogspot.com said...

biar nggak di copi orang tepatnya :D